• Post published:July 12, 2024
  • Post author:
  • Reading time:15 mins read
5/5 - (1 vote)

Apakah kamu seorang operator produksi di mesin atau sedang mencoba belajar menggunakan mesin bubut? Jika iya, sangat penting bagi Anda untuk mempelajari cara kerja mesin bubut dengan prosedur yang efektf dan betul.

cara kerja mesin bubut

Mesin bubut merupakan mesin spesial dari sekian banyak peralatan utama di bengkel mekanik. Mesin ini diaplikasikan guna mengerjakan berbagai jenis pekerjaan pemesinan, seperti membuat komponen silindris, membuat alur, mambuat lubang, dan lain-lain.

Mengoperasikan mesin bubut mungkin terlihat tidak sulit, eh tetapi sebenarnya tidak sesederhana yang dibayangkan. Terdapat banyak sesuatu yang harus diperhatikan, mulai dari persiapan sebelum pengoperasian, proses pembubutan, hingga merawat mesin bubut itu sendiri agar tetap awet.

Tahapan Cara Kerja Mesin Bubut Konvensional Manual

Nah, untuk kamu yang baru aja beli mesin bubut untuk mendukung usaha jasa bubut atau yang mau segera menjadi sebagai operator mesin bubut, jangan bingung dan khawatir ya, karena di artikel ini akan dijelaskan panduan tentang cara kerja mesin bubut secara efektif.

1. Menghidupkan Mesin dan Mematikan Mesin

Menghidupkan mesin bubut tidaklah sulit, yaitu dengan cara menekan tombol hidup (ON) atau mati (OFF) pada mesin. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar mesin dapat hidup dengan optimal.

Pertama, pastikan emergency switch dalam posisi keluar. Lalu, pastikan juga tutup spindel telah ditutup dengan benar. Jika kedua hal ini tidak dipenuhi, maka mesin tidak akan ON.

2. Mengendalikan Putaran Spindle & Eretan

Cara mengandalikan RPM spindle bubut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Umumnya, pengaturan putaran spindle dilakukan melalui panel control atau tuas pengatur yang ada pada mesin.

Untuk menambah kecepatan putaran spindle, putar tuas pengatur ke arah yang menunjukkan angka maupun simbol yang lebih tinggi. Sebaliknya, untuk mengurangi kecepatan putaran, putar tuas ke arah yang menunjukkan angka atau simbol yang lebih kecil.

3. Mengoperasikan Mesin Bubut

Dibawah ini adalah tahapan yang dapat dilakukan dalam mengoperasikan mesin bubut:

  1. Siapkan alat, pahat, dan perlengkapan pendukung.
  2. Kroscek performa mesin, pastikanlah semua komponen berfungsi dengan semestinya.
  3. Hubungkan sumber tenaga listrik ke mesin.
  4. Atur putaran RPM spindle yang akan digunakan sesuai dengan diameter juga jenis material kerja.
  5. Tentukan RPM kecepatan putaran melalui tabel cutting speed.
  6. Gunakan senter putar pada kepala lepas.
  7. Setting pahat dengan ujung sayat setinggi ujung senter.
  8. Cekamlah benda kerja pada chuck mesin.
  9. Dekatkan pahat di ujung benda kerja yang akan dibubut.
  10. Tekan Tombol ON atau saklar untuk menghidupkan mesin.
  11. Lakukan operasi pembubutan benda kerja dengan kedalaman dan kecepatan yang tepat.
  12. Matikan mesin setelah proses selesai.
  13. Bersihkan mesin, alat, dan area kerja dari geram serta kotoran.
  14. Simpan mesin dan alat dengan benar.

Ingatlah untuk selalu memperhatikan keselamatan kerja saat mengoperasikan mesin bubut.

Komponen Utama Mesin Bubut

Setelah memahami cara kerja mesin bubut, selanjutnya perlu dipahami prinsip kerjanya dengan mengenal komponen utama mesin bubut. Pengetahuan tentang komponen-komponen ini akan membantu dalam mengoperasikan mesin bubut secara efektif. Berikut adalah komponen-komponen utama mesin bubut yang penting untuk diketahui:

1. Bed (alas meja)

Alas meja atau Bed merupakan struktur utama yang menjadi landasan seluruh komponen mesin bubut. Bed berfungsi sebagai pemandu pergerakan eretan serta menjaga kelurusan komponen-komponen lainnya.

2. Headstock

Komponen kedua, Headstock adalah komponen utama mesin yang mengandung spindel utama mesin bubut. Headstock bertugas memutar benda kerja dengan kecepatan dan torsi yang dapat diatur sesuai kebutuhan proses pembubutan.

3. Chuck

komponen utama mesin bubut Chuck adalah alat pencekam yang terpasang pada ujung spindel untuk menahan dan memutar benda kerja. Chuck tersedia dalam berbagai desain, seperti rahang tiga atau rahang empat.

4. Main Spindle

Spindel utama adalah komponen vital yang bertugas memutar chuck beserta benda kerja. Spindel dilengkapi dengan bantalan presisi untuk memastikan perputaran yang stabil dan akurat.

5. Tailstock

Tailstock adalah komponen mesin bubut yang dapat bergerak sepanjang bed untuk mendukung ujung benda kerja yang tidak tercekam oleh chuck. Tailstock berguna untuk proses pengeboran, penokosan, dan penitikan.

6. Carriage

Eretan (carriage) adalah bagian mesin bubut yang dapat bergerak memanjang, melintang, dan vertikal di atas bed. Eretan membawa pahat bubut untuk melakukan proses pembubutan pada benda kerja.

7. Lead Screw

Lead screw adalah poros berulir yang menggerakkan eretan saat melakukan pembubutan dengan pemakanan longitudinal. Lead screw diputar oleh roda tangan atau sistem penggerak otomatis.

8. Feed Rod

Feed rod berfungsi menggerakkan eretan saat melakukan pembubutan dengan pemakanan melintang. Pergerakan eretan yang presisi diatur melalui transmisi pada feed rod.

9. Hand Wheel

Roda tangan (hand wheel) memungkinkan pengoperasian manual eretan memanjang, melintang, dan vertikal. Roda tangan ini berguna saat melakukan penyetelan, pengaturan, atau pembubutan sederhana.

10. Chip Pan

Baki serpihan (chip pan) adalah wadah yang ditempatkan di bawah bed untuk menampung serpihan atau geram hasil proses machining di mesin bubut. Chip pan memudahkan pembersihan mesin setelah digunakan.

Prinsip Kerja Mesin Bubut

Prinsip kerja mesin bubut adalah rangkaian proses pemotongan benda kerja baik berupa logam atau non logam yang diputar menggunakan alat potong pahat. Proses pemotongan benda kerja ini melalui serangkaian tahapan penting untuk diketahui. Untuk anda yang ingin belajar atau bekerja dengan mesin bubut, mari, kita simak prinsip kerja mesin bubut tersebut berikut ini.

1. Operasi Facing

Operasi facing melibatkan pemotongan permukaan tepi bahan secara rata. Pada proses ini, alat pahat potong diarahkan ke bidang bahan dan poros. Tujuan dari operasi facing ini adalah mencapai ukuran dan kehalusan yang diinginkan pada permukaan bahan tersebut.

Kedua, operasi facing juga dapat digunakan untuk menghilangkan ketidakmerataan dan kekasaran pada permukaan bahan. Metode yang dipakai saat operasi facing amat beragam, termasuk penggunaan alat potong berbentuk pahat, pisau, atau insert yang dirancang khusus.

Kesuksesan operasi facing sangatlah tergantung pada pemilihan pahat pemotongan yang sesuai, laju pemotongan yang tepat, dan pengawasan yang cermat untuk mencapai produk akhir yang diharapkan.

2. Operasi Grooving

Operasi grooving adalah proses pembentukan alur atau celah pada permukaan bahan. Pada operasi ini, pahat potong grooving diarahkan secara lateral atau melintang ke permukaan bahan, sehingga membentuk alur sesuai dengan yang diinginkan.

Operasi grooving sering diaplikasikan guna membuat alur pada poros, cincin, atau permukaan bahan lainnya. Alur ini kemudian bisa dimanfaatkan untuk mengakomodasi seal, O-ring penahan, atau elemen pengunci lainnya.

Keberhasilan operasi grooving sangat bergantung pada penggunaan alat potong yang tepat serta pengaturan parameter pemotongan yang cermat. Hal ini krusial demi mencapai hasil akhir yang akurat dan sesuai dengan spesifikasi desain.

Dengan memahami prinsip dan teknik grooving, operator mesin bubut dapat melakukan proses pembentukan alur dengan efektif dan menghasilkan komponen yang memenuhi persyaratan fungsional.

3. Operasi Knurling

Operasi teksturisasi permukaan atau knurling adalah proses pembentukan pola gerigi kecil pada permukaan bahan. Pada tahapan proses ini, alat potong dengan pola gerigi akan ditekan pada permukaan bahan. Tujuan utama dari operasi knurling yaitu untuk meningkatkan daya cengkeram atau grip pada permukaan bahan.

Lebih dari itu, knurling juga bertujuan untuk meningkatkan penampilan estetika yang menarik pada permukaan bahan. Operasi kartel knurling seringkali dipakai pada komponen part seperti pegangan, tuas, atau permukaan lain yang membutuhkan tekstur atau pola tertentu. Hal ini dapat meningkatkan fungsionalitas dan daya tarik visual dari produk.

Kesuksesan dari operasi kartel knurling sangat bergantung pada pemilihan pahat yang sesuai, pengaturan tekanan yang tepat, dan kontrol gerakan yang akurat. Dengan mengatur parameter yang tepat, operator dapat mencapai hasil teksturisasi permukaan yang diinginkan. Pemahaman dan penguasaan teknik knurling memungkinkan operator mesin bubut untuk menghasilkan komponen dengan tampilan permukaan yang unik dan memenuhi kebutuhan fungsional.

4. Operasi Drilling

Operasi drilling adalah proses pembuatan lubang pada benda kerja. Pada Tahapan ini, benda kerja dipasang pada cekam dan mata bor perlahan lahan digerakkan untuk membentuk lubang dengan diameter dan kedalaman yang dikehendaki. Operasi Bor (Drilling) dapat dilakukan dengan posisi kepala bor tegak lurus atau miring terhadap permukaan bahan, tergantung pada kebutuhan desain dan spesifikasi.

Untuk menghasilkan lubang yang optimal, pemilihan kecepatan putar kepala bor harus dilakukan dengan cermat. Selain itu, penggunaan alat potong yang tepat sesuai dengan jenis material juga penting, agar diperoleh kemampuan pemotongan yang baik dan mencegah keausan yang berlebihan.

Operasi pengeboran memiliki peran penting dalam proses manufaktur, baik untuk pembuatan lubang tunggal, pengeboran bersusun, maupun persiapan permukaan sebelum operasi lanjutan seperti pemasangan paku atau pasak.

Dengan pemahaman yang baik tentang parameter dan teknik pengeboran, operator mesin dapat menghasilkan lubang yang sesuai dengan spesifikasi dan mendukung fungsi komponen yang dibuat.

5. Operasi Turning

Prinsip dasar operasi turning adalah gerakan berputar dari material kerja yang dikombinasikan dengan gerakan maju-mundur atau melintang dari pisau pahat. Saat pahat melakukan kontak dengan permukaan material yang berputar, terjadilah proses operasi teknik bubut machining pada material itu. Operator dapat mengatur kedalaman pemotongan dan kecepatan pemakanan untuk menghasilkan permukaan halus dan ukuran presisi, sesuai dengan gambar atau desain yang diinginkan.

Bentuk permukaan yang dapat dihasilkan dari operasi turning sangat beragam, mulai dari profil silindris, taper, alur, hingga bentuk khusus lainnya. Hal ini tergantung pada kebutuhan produk akhir. Untuk mendapatkan hasil optimal, operator harus mengatur parameter seperti kecepatan putar, kecepatan pemakanan, dan kedalaman potong dengan cermat, disesuaikan dengan jenis material benda hasil mesin bubut.

Cara kerja mesin bubut dalam turning memiliki peran vital dalam proses manufaktur, baik untuk membentuk permukaan, membuat lubang, maupun persiapan permukaan untuk operasi lanjutan seperti pemasangan paku atau pasak. Dengan kemampuan menghasilkan produk dengan dimensi, geometri, dan kualitas permukaan yang presisi, operasi turning menjadi salah satu proses kunci dalam industri modern.

6. Operasi Threading

Operasi threading adalah proses yang berlangsung dalam pembentukan ulir pada benda kerja, baik internal maupun eksternal dengan menggunakan pahat ulir. Ulir ini sangat dibutuhkan dalam berbagai aplikasi, seperti sambungan baut-mur, komponen mesin, dan peralatan bengkel bubut lainnya. Pahat ulir ini tergantung ukuran, bila metric maka sudut pahat sebesar 60 derajat, namun apabila ukuran inchi maka sudut sebesar 55 derajat.

Dalam operasi threading, benda kerja dipasang pada mesin bubut atau mesin khusus threading. Pahat threading yang berbentuk khusus diarahkan dan digerakkan secara melintang untuk menyayat permukaan benda kerja yang berputar, membentuk profil ulir yang diinginkan. Kedalaman pemotongan dan laju pemakanan harus diatur dengan cermat untuk menghasilkan ulir dengan geometri yang tepat.

7. Operasi Reaming

Proses reaming dilakukan untuk membuat lubang presisi. Reaming dapat dilakukan apabila material sudah terdapat lubang melalui pemboran atau proses pemesinan lainnya. Kemudian, pisau reamer dengan diameter yang sesuai dipasang pada mesin perkakas. Parameter pemotongan seperti kecepatan putar dan kecepatan pemakanan diatur dengan cermat.

Reamer kemudian digerakkan melewati lubang awal secara bertahap hingga mencapai ukuran akhir yang diinginkan. Proses ini dilakukan secara perlahan dan dengan kontrol yang ketat untuk menghasilkan lubang dengan toleransi dimensi dan kualitas permukaan yang sangat baik.

Demikian artikel mengenai cara kerja mesin bubut konvensional diatas, semoga bisa membantu anda. Bila anda butuh jasa bubut terdekat silahkan kontak kami. Simak artikel kami lainya dibawah ini :

Please Share This Article

Author