Satuan Listrik – Tiga unit pengukuran yang berbeda tetapi begitu dekat sehingga mereka dapat membingungkan. Kami akan menjelaskan apa volt, Watt dan amp. Untuk apa mereka dan mengapa mereka harus penting bagi Anda.

Volt, watt, dan Amp merupakan tiga konsep dasar untuk memahami apa itu satuan listrik. Tapi, hal itu biasanya mudah terlupakan begitu saja saat kita sudah keluar dari perkuliahan, bahkan tidak jarang dari kita yang tahu tentang bagaimana sejatinya satuan listrik akan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari kita.
Hal ini bukan hanya sebuah teori yang diambil dari konsep manual tapi memang kenyataannya seperti itu. Lihat saja mobil yang tidak mau menyala atau pada saat seluruh lampu padam di rumah. Di sini, kita akan memberitahu kamu secara singkat dan sesederhana mungkin tentan apa itu satuan listrik beserta jajarannya.
Baca Juga : Tentang Komponen Elektronika
Rumus Satuan Listrik
- Rumus menghitung Arus Listrik (I) adalah I = V / R
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan Output Tegangan 10V, kemudian atur Nilai Potensiometer ke 10 Ohm. Berapakah nilai Arus Listrik (I) ?
I = V / R
I = 10 / 10
I = 1 Ampere
Maka hasilnya adalah 1 Ampere.
- Rumus menghitung Tegangan (V) atau beda potensial adalah V = I x R.
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) Potensiometer ke 500 Ohm, setelah itu atur DC Generator (Power supply) sampai memperoleh Arus Listrik (I) 10 mA. Berapakah Tegangannya (V) ?
Konversikan dahulu bagian Arus Listrik (I) yang masih satu mili Ampere jadi satuan unit Ampere yakni: 10 mA = 0. 01 Ampere. Masukan nilai Resistansi Potensiometer 500 Ohm serta nilai Arus Listrik 0.01 Ampere ke Rumus Hukum Ohm semacam dibawah ini:
V = I x R
V = 0.01 x 500
V = 5 Volt
Maka nilainya adalah 5 Volt.
Artikel Lainnya : Fungsi dan Jenis Relay Adalah
- Menghitung Resistansi / Hambatan (R) adalah R = V / I
Jika di nilai Tegangan di Voltmeter (V) adalah 12V dan nilai Arus Listrik (I) di Amperemeter adalah 0.5A. Berapakah nilai Resistansi pada Potensiometer ?
R = V / I
R = 12 /0.5
Sejak Kapan Satuan Listrik Ditemukan?
Pada 1800 seorang fisikawan asal Italia yang bernama Alessandro Volta berhasil menemukan sel volta baterai kimia pertama. Sejak 1786 Volta telah mengumumkan eksperimennya di Royal Society of London. Untuk menghormati usahanya, maka unit ini pun dinamai Volta.
Di dalam penelitiannya, dengan memisahkan logam yang berbeda oleh konduktor basah, eksperimen Alessandro Volta berhasil menghasilkan aliran listrik. Ia menumpuk 30 cakram logam yang masing-masingnya dipisahkan oleh kain yang sudah dibasahi air garam. Dengan demikian, Volta berhasil membuat aliran listrik yang cukup sederhana. Lalu, perangkat ini pun dikenal dengan ‘baterai volta’. Nama baterai serta unit pengukuran potensi listriknya berasal dari selta volta yaitu volt.
Analogi yang Mudah Diingat!
Analogi lain untuk volt, watt, dan amp; yang akan lebih mudah dicerna.
- Tegangan ( diukur dalam Volt ) seperti halnya orografi, dengan adanya perbedaan ketinggian yang membuat aliran sungai mengalir dari pegunungan ke laut. Tanpanya, air akan tergenang. Begitu pun dengan arus listrik: tanpa adanya tegangan, maka tidak akan ada arus yang mengalir.
- Ampere ( intensitas ) akan menjadi jumlah liter air yang turun ke sungai. Tentu saja akan sangat penting bagi kamu untuk memutuskan ingin mengukurnya per menit, per hari atau per jam dengan amp-hour.
- Watt ( daya ) sebagai energi yang membawa arus tergantung pada orografi dan aliran air. Agar sungai menghasilkan satuan listrik melalui pembangkit listrik tenaga air, maka, ada baiknya dengan mengukur apakah orografi dan alirannya mendukung pembangkit energi atau tidak. Terlalu banyak tegangan dan intensitas justru akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar.
Macam Macam Satuan Listrik
Terdapat 2 macam sistem dasar yaitu sistem satuan dasar dan sistem satuan turunan. Beberapa sistem dasar dalam ilmu kelistrikan dan elektronika ada yang tercantum sistem satuan dasar dan beberapa lagi tercantum jenis sistem satuan turunan. Di bawah ini merupakan sistem satuan cocok dengan SI (Standar Internasional).

Dari tabel di atas bisa kalian ketahui kalau arus listrik ini termasuk satuan listrik dasar. Sedangkan kapasitas, daya, resistansi, induktansi, berikut dengan satuan listrik lainnya termasuk ke dalam sistem satuan turunan. Dari banyaknya satuan tersebut, masih bisa dikembangkan lagi sesuai dengan besaran atau kuantitas yang diukur. Misalnya 1000 Ω sama dengan 1 KΩ, 1 A sama dengan 1000 mA, dan seterusnya. Lebih jelasnya bisa kalian perhatikan pada tabel berikut.

Kesimpulan
Pemahaman dan uraian dasar listrik serta elektronika akan mempermudah disaat pengukuran memakai alat ukur. Kalau hendak mengukur tekanan, hingga selektor pada alat ukur harus di posisi Volt (V), pada saat akan mengukur resistansi atau tahanan, hingga selektor pada alat ukur wajib di posisi Ohm (Ω), dan seterusnya.
Tidak hanya itu tingkatan ketelitian pengukuran bisa disetarakan, misalnya pada saat mengaplikasikan pengukuran tegangan pada selektor Volt (V) serta nilai ataupun angka yang terukur kurang tepat, hingga selektor alat ukur bisa dipindah ke miliVolt (mV) begitu pula pada saat melaksanakan pengukuran resistansi, selektor alat ukur bisa diselaraskan dengan keperluan misalnya Ohm (Ω), Kilo Ohm (KΩ), serta Mega Ohm (MΩ).
Sekian Artikel singkat mengenai satuan listrik, nantikan artikel lainnya dari bengkel Teknik Jaya.