Perbedaan Besi dan Baja : Panduan dalam Memilihnya

  • Post published:July 12, 2025
  • Post author:
  • Reading time:6 mins read
5/5 - (1 vote)

Apakah sama besi dan baja ?, Apa Perbedaan besi dan baja sih ?, Pertanyaan ini muncul di benak kamu kan?. Banyak dari kita mengira besi dan baja adalah sama, pada kenyataan nya berbeda. perbedaan nya cukup mendasar.

Perbedaan nya dari mulai kandungan unsur, sifat mekanis, hingga temperatur titik leleh nya. Bagi anda yang berkecimpung dalam usaha permesinan, Mari kita simak perbedaan besi dan baja berikut ini.

Perbedaan Besi dan Baja
Besi ataukan Baja ?!

Apa itu Besi

Bumi itu seperti kotak perhiasan alam semesta—penuh dengan berbagai unsur, tapi tahukah Anda? Ternyata besi termasuk yang cukup langka lho dibandingkan oksigen, silikon, atau aluminium yang jauh lebih melimpah. Meski begitu, dalam tabel periodik, besi tetap menduduki posisinya sebagai logam penting. Uniknya, dengan nomor atom 26 (artinya ada 26 proton di intinya), kita bisa memprediksi sifat-sifatnya—mulai dari kekuatan hingga kemampuannya bereaksi.

Baca Juga : Cara Agar Besi Lebih Awet

Nah, besi punya keunikan lain: ia ‘suka’ magnet! Sifat feromagnetiknya membuatnya langsung tertarik ke medan magnet, makanya besi jadi bahan utama dalam elektromagnet. Pernah memperhatikan bagaimana motor listrik, generator, atau transformator bekerja? Di sanalah peran besi bersinar. Bahkan, teknologi canggih seperti penyimpanan data magnetik, alat pemisah mineral, hingga mesin MRI di rumah sakit—semua mengandalkan keandalan besi. Fakta menarik: tanpa sifat magnetiknya, mungkin dunia teknologi kita akan sangat berbeda!.

Baca Juga : Besi Galvanis Adalah

Sifak Mekanis dan Kimia Besi

Besi murni itu seperti atlet binaraga—kuat, ulet, dan berkilau dengan warna putih keperakan yang memesona. Tapi sama seperti atlet, ia punya kelemahan: bobotnya yang berat bisa jadi masalah saat kita butuh material ringan. Makanya, untuk aplikasi tertentu, kadang kita perlu mempertimbangkan logam lain yang lebih “lincah”.

Dari sisi kimia, besi murni itu cukup “sosial”—ia mudah bereaksi dengan unsur lain, terutama oksigen dan sulfur. Itulah sebabnya besi cepat berkarat di tempat lembap, yang bisa mengurangi kemagnetannya dan mengganggu kinerjanya dalam perangkat magnetik. Bahkan, medan magnet kuat atau suhu tinggi bisa membuat besi “lupa” sifat magnetiknya—fenomena yang kita sebut demagnetisasi.

Pernah kamu membayangkan besi jadi selunak lilin? Itu terjadi saat dipanaskan sampai sekitar 2.800°F (1.538°C). Dan jika suhunya terus naik, besi padat bisa berubah jadi cair, bahkan gas—semua tergantung pada tekanan dan suhu yang dialaminya.

Besi itu konduktor panas yang pas, makanya sering dipakai di penukar panas dan boiler. Tapi untuk listrik, ia kalah dari aluminium dan tembaga—khususnya tembaga, yang resistivitasnya rendah sehingga jadi pilihan utama kabel listrik.

Apa itu Baja

Baja adalah campuran atau paduan yang mirip dengan tim sepak bola—kekuatannya datang dari kolaborasi! Ia terbuat dari campuran dua logam atau lebih, ada yang terbentuk alami (seperti elektrum, perpaduan emas dan perak), tapi kebanyakan adalah hasil rekayasa manusia—misalnya perpaduan tembaga dan timah yang sudah digunakan sejak zaman kuno.

Tahukah Anda? Baja yang kita kenal sehari-hari sebenarnya “besi yang dimodifikasi”. Rahasia utamanya ada pada karbon—biasanya kurang dari 2%, tapi dampaknya luar biasa. Bayangkan seperti memberi bumbu pada masakan: sedikit karbon bisa mengubah besi lunak menjadi material super kuat. Tak hanya itu, ada juga “tim pendukung” seperti mangan, silikon, fosfor, sulfur, dan oksigen dalam jumlah kecil—masing-masing memberi keunikan tersendiri.

Inilah mengapa baja begitu istimewa: dengan mengatur komposisinya, kita bisa menciptakan berbagai jenis—ada yang tahan karat, lentur, atau bahkan sanggup menahan beban ekstrem. Pernah memperhatikan gedung pencakar langit atau jembatan megah? Di balik kekokohannya, ada inovasi manusia dalam mengolah besi dan karbon menjadi baja yang andal.

Artikel Lainnya : Jenis Plat Besi

Sifak Mekanis dan Kimia Baja

Nah, kalau baja, ia seperti besi yang “naik level”. Kekuatannya bisa disesuaikan, tahan aus, dan cocok banget untuk bagian mesin yang bekerja keras. Plus, ia tetap menjaga sifat magnetik dan konduktivitas panas/listrik yang baik, sehingga sering dipakai dalam kabel listrik dan penukar panas.

Yang keren, baja bisa didaur ulang berulang kali tanpa kehilangan sifat aslinya. Jadi, saat kita meleburnya kembali, ia tetap sekuat dan seandal baja baru—solusi berkelanjutan untuk industri modern.

Perbedaan Besi dan Baja

Ada banyak bahkan beberapanya itu bisa diliat dengan mata kita langung, berikut ini beberapa detail perbedaan besi dan baja :

Perbedaan Kandungan Unsurnya

Jika ditinjau dari ilmu metalurgi material, perbedaan besi dan baja dapat diamati pada tabel Fe-Fe3C dibawah. Dikatakan baja jika memiliki karbon (C) kurang dari 2%, sedangkan untuk kadar karbon lebih dari 2% material tersebut dikatakan besi.

Unsur C, atau karbon, punya peran besar terhadap tingkat kepadatan dan kekuatan tarik material. Intinya, makin tinggi kandungan karbon dalam suatu bahan, maka kepadatannya dan daya tariknya juga ikut meningkat. Hubungannya tuh sebanding—karbon naik, kekuatan material juga meningkat.

Pada baja, karbon terlarut di dalam Fe membentuk fasa ferit (α) atau Fe3C, biasanya dalam bentuk lamella (fasa perlit). Sementara itu, pada besi murni, karbon akan membentuk grafit bebas, tidak menyatu seperti di baja. Dari sini, bisa disimpulkan bahwa baja pada dasarnya berasal dari material besi dengan tambahan karbon dan proses pembentukan fasa yang berbeda.

Perbedaan Sifat Mekanis yang Berbeda

Besi itu gampang tumpul dan rapuh, plus sifat magnetiknya juga lemah—karena dia material lunak yang gampang banget kehilangan magnetisasi kalau nggak ada medan eksternal. Sementara baja, beda kelas. Baja jauh lebih kuat, nggak gampang tumpul, dan sifat magnetisnya juga jauh lebih stabil.

Bahkan setelah medan eksternal dihilangkan, baja masih bisa mempertahankan sebagian besar magnetisasinya. Jadi, kalau butuh material yang lebih tahan lama dan magnetiknya tetap kuat, baja jelas lebih unggul daripada besi.

Perbedaan Titik Leleh yang berbeda (temperatur)

Untuk melelehkan baja, diperlukan suhu di atas 1550 derajat Celsius, sedangkan besi mulai mencair pada kisaran 1300 sampai 1400 derajat Celsius. Jadi, baja memang lebih tahan panas dibanding besi.

Menariknya, saat pemotongan menggunakan gerinda, bunga api yang dihasilkan dari baja justru lebih sedikit daripada besi. Ini terjadi karena perbedaan struktur material dan kandungan karbon di kedua logam tersebut.

Cara Mudah Membedakan Besi dan Baja

Mau tahu cara paling gampang bedain besi sama baja? Sini, saya spill. Tinggal diketok aja!, Baja itu kalau dipukul, bunyinya nyaring sekali, kayak pas kamu ketok pagar rumah—langsung “ting!” gitu. Nah, beda sama besi. Dipukul, suaranya kayak ketelen, nggak seru.

Coba deh kamu ketok blok mesin motor, paling juga nggak keluar suara nyaring, cuma kayak bunyi pelan doang. Soalnya, besi ada grafitnya yang membuat getaran jadi berkurang, nggak nyaring. Makanya, blok mesin motor biasanya pakai besi, biar pas nyala nggak getar segila itu. Enak kan, jadi nggak berisik waktu naik motor!

Sekian artikel singkat mengenai perbedaan besi dan baja, semoga manfaat buat kamu. Simak post-post menarik kami lainnya, di bawah ini :

Please Share This Article

Author

Leave a Reply