• Post published:April 24, 2025
  • Post author:
  • Reading time:5 mins read
5/5 - (1 vote)

Saya masih ingat hari itu. Mesin produksi utama di workshop tiba-tiba berhenti. Operator panik, produksi mandek, dan saya—yang saat itu masih baru pegang tanggung jawab maintenance—langsung disorot semua mata. “Gearbox-nya rusak,” kata teknisi senior sambil membuka cover-nya.

Dalam hati saya cuma bisa bilang, “Duh, kenapa sekarang sih?” Dari situ saya mulai belajar satu per satu, pelan tapi pasti, penyebab paling umum kenapa gearbox bisa rusak. Dan yang paling penting: bagaimana menghindarinya biar nggak kejadian dua kali (atau lebih parah).

Penyebab Kerusakan Gearbox Di Lapangan

Berikut ini adalah 5 penyebab kerusakan gear box, simak lah.

1. Pelumasan yang Nggak Sesuai

Ini klise, tapi ya emang ini salah satu biangnya. Di kasus saya waktu itu, ternyata olinya nggak sesuai spesifikasi. Terlalu encer dan cepat panas. Gear jadi cepat aus, dan akhirnya slip.

Kalau kamu masih pakai prinsip “yang penting ada oli,” tolong deh, berhenti sekarang juga. Baca datasheet gearbox kamu. Gunakan viskositas oli yang direkomendasikan, dan pastikan frekuensi penggantiannya terjadwal dengan rapi. Saya mulai pakai reminder di Google Calendar—ya, sesimpel itu, tapi ngaruh banget.

2. Overload / Beban Berlebih

Waktu kami upgrade lini produksi, ada satu bagian yang kapasitasnya dinaikkan. Tapi gearbox-nya nggak di-upgrade. Hasilnya? Gear di dalam retak karena harus narik beban lebih berat dari yang seharusnya.

Ini sering kejadian pas kita buru-buru ngejar target produksi tapi lupa cek spesifikasi teknis. Jangan anggap remeh. Selalu cocokkan beban kerja dengan kapasitas torsi maksimum gearbox.

3. Kesalahan Alignment

Ini salah satu penyebab yang sering nggak kelihatan… sampai akhirnya kelihatan banget—dalam bentuk suara ngorok, getaran aneh, sampai kerusakan parah. Kalau motor penggerak dan gearbox nggak sejajar dengan benar, itu bikin stress tambahan di poros dan bearing. Dan lama-lama, ya… meledak juga tuh gearbox.

Dulu saya pikir alignment itu cuma pakai feeling dan penggaris besi. Ternyata setelah pakai dial indicator dan laser alignment tools, hasilnya jauh lebih presisi. Dan ya, lebih tahan lama juga.

4. Kontaminasi

Debu, air, serpihan logam—semuanya bisa masuk dan ngacak-ngacak sistem pelumasan. Apalagi kalau seal-nya udah getas dan bocor. Gearbox yang terkontaminasi akan cepat panas dan aus.

Ada satu waktu, saya nemu oli di gearbox udah kayak susu cokelat. Campur air! Pantesan aus semua. Dari situ saya mulai disiplin ngecek seal dan ganti filter oli kalau sudah kotor.

5. Kurangnya Preventive Maintenance

Pernah ngerasa terlalu sibuk buat ngurusin maintenance rutin? Saya juga. Tapi pas gearbox rusak dan biaya downtime tembus puluhan juta, saya baru sadar: preventive maintenance itu bukan biaya, tapi investasi.

Checklist harian, inspeksi bulanan, dan overhaul tahunan adalah rutinitas yang sekarang nggak bisa ditawar lagi. Dan anehnya, setelah semua dijalankan dengan disiplin, kerusakan mendadak jauh berkurang.

Sekarang, setiap kali dengar suara aneh dari gearbox, saya langsung waspada. Pengalaman pernah bikin lini produksi berhenti total karena kelalaian kecil itu cukup jadi pelajaran mahal.

Kalau kamu juga kerja di dunia teknik atau produksi, luangkan waktu buat cek lagi kondisi gearbox kamu. Jangan nunggu rusak dulu baru ribut. Gearbox itu ibarat jantung mesin industri—kalau dia gagal, semuanya kena. sekian artikel mengenai penyebab kerusakan gearbox.

Semoga pengalaman saya ini bisa jadi pengingat buat kamu juga. Dan kalau kamu punya cerita serupa, yuk share di kolom komentar. Kita belajar bareng!. simak artikel lainnya di https://teknikjaya.co.id/blog/.

Author