Sarung tangan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan komponen esensial dalam sistem keselamatan kerja yang dirancang untuk melindungi tangan dari berbagai risiko bahaya di tempat kerja. Peralatan pelindung ini berfungsi sebagai barrier fisik antara kulit tangan dengan kontaminan, bahan kimia, atau agen biologis yang berpotensi membahayakan kesehatan pekerja.
Pemahaman yang komprehensif mengenai fungsi sarung tangan APD sangat penting bagi praktisi keselamatan kerja, supervisor industri, dan tenaga profesional yang bekerja di lingkungan berisiko tinggi. Artikel ini akan menguraikan secara detail berbagai aspek teknis dari sarung tangan APD, termasuk material yang digunakan, fungsi spesifik, aplikasi industri, serta protokol penggunaan yang tepat.
Jenis Material Sarung Tangan APD

Sarung Tangan Latex
Material latex alami memberikan elastisitas superior dan sensitivitas taktil yang tinggi. Keunggulan utama latex terletak pada kemampuan stretch-nya yang dapat mencapai 700% dari ukuran asli, memberikan kenyamanan maksimal selama penggunaan. Namun, latex memiliki keterbatasan signifikan berupa potensi reaksi alergi pada sebagian individu yang sensitif terhadap protein latex alami.
Sarung Tangan Nitrile
Nitrile menawarkan resistensi kimia yang superior dibandingkan latex, khususnya terhadap minyak, pelarut organik, dan hidrokarbon. Material sintetis ini tidak mengandung protein latex, sehingga eliminasi risiko alergi latex menjadi keunggulan utama. Ketahanan puncture dan tear resistance nitrile lebih tinggi daripada latex, menjadikannya pilihan optimal untuk aplikasi yang memerlukan durabilitas ekstrem.
Sarung Tangan Vinyl
Vinyl menyediakan solusi ekonomis dengan karakteristik non-allergenic. Material ini cocok untuk aplikasi dengan durasi pendek dan risiko kontaminasi minimal. Meskipun demikian, vinyl memiliki keterbatasan dalam hal elastisitas dan barrier protection dibandingkan latex atau nitrile.
Fungsi Spesifik Sarung Tangan APD
Proteksi Terhadap Bahaya Biologis
Sarung tangan APD berfungsi sebagai barrier primer terhadap patogen mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan fungi. Efektivitas proteksi biologis tergantung pada tingkat permeabilitas material dan integritas struktural sarung tangan. Standar ASTM D6319 menetapkan parameter pengujian untuk resistance terhadap penetrasi mikroorganisme.
Resistensi Bahan Kimia
Fungsi chemical resistance sarung tangan APD diukur melalui breakthrough time, permeation rate, dan degradation resistance. Setiap material memiliki chemical compatibility matrix yang spesifik. Nitrile menunjukkan performance superior terhadap petroleum products, sementara latex lebih efektif untuk proteksi terhadap biological fluids.
Perlindungan Fisik
Sarung tangan APD memberikan proteksi terhadap abrasion, puncture, dan cut hazards. Material thickness dan tensile strength menjadi parameter kritis dalam menentukan tingkat proteksi fisik. Standar ANSI/ISEA 105 mengklasifikasikan level proteksi berdasarkan cut resistance menggunakan skala A1 hingga A9.
Aplikasi Industri Sarung Tangan APD
Sektor Kesehatan
Dalam healthcare setting, sarung tangan APD berfungsi untuk mencegah cross-contamination antara healthcare providers dan pasien. Penggunaan sarung tangan steril diperlukan untuk prosedur invasif, sementara non-sterile gloves digunakan untuk examination procedures dan handling contaminated materials.
Laboratorium
Laboratory applications memerlukan sarung tangan dengan chemical compatibility yang spesifik terhadap reagents yang digunakan. Selection criteria meliputi breakthrough time, degradation resistance, dan tactile sensitivity untuk handling precise instruments dan small samples.
Industri Manufaktur
Manufacturing environments memerlukan sarung tangan dengan mechanical protection properties. Cut resistance, abrasion resistance, dan grip performance menjadi parameter utama dalam pemilihan sarung tangan untuk assembly operations, material handling, dan machinery maintenance.
Protokol Penggunaan dan Disposal
Prosedur Donning
Teknik pemasangan sarung tangan yang benar dimulai dengan hand hygiene menggunakan antiseptic solution. Sarung tangan harus dipasang dengan menghindari kontaminasi bagian luar melalui teknik sterile technique. Inspeksi visual untuk mendeteksi defects seperti holes atau tears harus dilakukan sebelum penggunaan.
Prosedur Doffing
Removal process harus dilaksanakan dengan mencegah kontaminasi kulit. Teknik inside-out removal memastikan kontaminan pada permukaan luar sarung tangan tidak berkontak dengan kulit. Hand hygiene post-removal merupakan langkah mandatory untuk eliminasi residual contamination.
Disposal Guidelines
Sarung tangan bekas pakai harus diklasifikasikan sebagai medical waste atau hazardous waste sesuai dengan kontaminan yang terpapar. Disposal method harus mengikuti regulasi waste management yang berlaku, termasuk segregation, labeling, dan treatment requirements.
Pentingnya Sarung Tangan APD dalam Keselamatan Kerja
Implementasi program sarung tangan APD yang efektif berkontribusi signifikan terhadap reduction incident rate dan occupational health protection. Selection criteria yang tepat, combined dengan proper training dan compliance monitoring, memastikan optimal protection performance.
Risk assessment komprehensif harus dilakukan untuk menentukan jenis sarung tangan yang appropriate untuk setiap work environment. Faktors yang harus dipertimbangkan meliputi chemical exposure potential, biological hazards, physical risks, dan duration of use.
Sarung tangan APD merepresentasikan investasi critical dalam workplace safety program yang memberikan protection value tinggi dengan cost-effectiveness yang optimal. Proper implementation dan maintenance protokol sarung tangan APD akan menghasilkan significant reduction dalam occupational injuries dan health risks.
Demikian artikel singkat mengenai Dampak Negatif Sumur Bor terhadap Lingkungan, semoga bermanfaat. simak artikel kami lainnya dibawah ini.
Please Share This Article
